Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

Rent Car Mobil Lombok

Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah Secara Bahasa dan Istilah
Zakat, infak, dan sedekah memiliki pengertian yang berbeda secara bhs dan istilah. Zakat berasal berasal dari kata zakah, yang memiliki makna bersih, suci, subur, dan berkembang. Secara istilah, zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim, untuk diberikan kepada mustahiq atau golongan yang berhak terima zakat. Zakat merupakan kewajiban yang masuk ke dalam rukun keempat berasal dari rukun Islam. Seseorang yang memiliki harta, dan hitungan hartanya sudah menggapai nisab serta haul, maka hukumnya wajib membayar zakat. 

Secara bahasa, Infak berasal berasal dari kata anfaqa-yunfuqu yang memiliki makna membelanjakan atau membiayai hal-hal yang terkait dengan bisnis mewujudkan perintah-perintah Allah. Dalam bhs Indonesia juga mendefinisikan infak sebagai bantuan atau sumbangan harta yang digunakan untuk kebaikan. Secara istilah, infak memiliki makna yakni mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan yang kami memiliki untuk menggerakkan kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam. Posisi infak berbeda dengan zakat wajib. Infak tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang dimiliki oleh seorang muslim. Tidak ada kewajiban dalam infak untuk disalurkan kepada mustahiq, infak bisa diberikan kepada anak, keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain sebagainya. Karena tidak memiliki hukum wajib menggapai nisab, maka infak bisa dilakukan oleh barang siapa dan bagaimanapun kondisinya. Infak merupakan materi yang dikeluarkan dengan obyek untuk menggerakkan ajaran agama Islam.

Baca Juga: 5 fungsi Berbagi Pada Kaum Dhuafa https://makanberkah.com/ 

Asal mula kata sedekah berasal berasal dari shadaqa, yang bermakna ‘benar’. Secara istilah, sedekah adalah bantuan yang dilakukan seorang muslim kepada seorang muslim secara ikhlas dan sukarela, tak terbatas sementara dan jumlah tertentu. Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah bisa bersifat wujud materi dan juga non materi. Seperti senyum adalah sedekah, merupakan sedekah non materi. Sehingga barang siapa bisa melaksanakan ibadah sedekah, meskipun tidak memiliki materi sepeser pun.

Baca Juga: Inilah Penyebab Kita Sulit Bersyukur

Secara pendekatan bhs dan istilah, zakat, infak, dan sedekah memiliki perbedaan yag sangat jelas. Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan dengan syarat tertentu. Infak adalah harta yang dikeluarkan tanpa ada syarat tertentu dengan obyek untuk menggerakkan agama Islam. Sedangkan sedekah adalah bantuan yang dilakukan oleh seorang muslim yang semestanya lebih luas, bentuknya bisa bersifat materi ataupun non materi.

Perintah Zakat, Infak, dan Sedekah Dalam Al-Qur’an
Ibadah zakat, infak dan sedekah ada di sebagian ayat Al-Qur’an. Sebagai berikut:

Perintah Wajib Berzakat Zakat

Perintah zakat di Al-Quran ada cukup banyak. Pembahasannya disebutkan sebanyak 44 kali oleh Allah. Berikut ini sebagian perintah zakat, merupakan ibadah wajib dilakukan oleh tiap tiap muslim yang sudah memenuhi syarat.

“Ambillah zakat berasal dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu anda bersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa anda itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9] ayat 103).

“Apakah anda risau bakal (menjadi miskin) sebab anda memberi tambahan sedekah sebelum akan mengadakan obrolan dengan Rasul? Maka terkecuali anda tiada memperbuatnya dan Allah sudah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang anda kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah [58] ayat 13).

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di pada mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang sudah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang sudah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang bakal Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 162).

Anjuran Allah untuk Berinfak

Dalam Al-Quran, infak bersifat perintah yang sangat dianjurkan. Tidak memiliki syarat wajib seperti zakat, tetapi seumpama melaksanakannya, Allah memberi tambahan balasan surga dan pahalanya tidak terputus. Ada 54 ayat yang mengupas berkenaan infak, sebagian di antaranya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian berasal dari rezki yang sudah Kami berikan kepadamu sebelum akan berkunjung hari yang terhadap hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 254).

“Dan bersegeralah anda kepada ampunan berasal dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dihidangkan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di sementara lapang maupun sempit, dan orang-orang yang mencegah amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali ‘Imran [3] ayat 133-134).

“Bagi orang laki-laki ada hak anggota berasal dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak anggota (pula) berasal dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang sudah ditetapkan. Dan seumpama sewaktu proporsi itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka berasal dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 7-8).

Berlomba-lomba Dalam Sedekah

Sedekah jadi amalan yang sangat direkomendasikan Allah. Apabila kami melaksanakannya, jadi pahala yang besar diberikan oleh Allah SWT. Di dalam Al-Quran, terdapat 13 ayat yang mengupas berkenaan sedekah, selanjutnya ini sebagian di antaranya:

“Jika anda menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan terkecuali anda menyembunyikannya dan anda berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah bakal menghapuskan berasal dari anda sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah sadar apa yang anda kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat  271).

“Perkataan yang baik dan bantuan maaf lebih baik berasal dari sedekah yang diiringi dengan suatu hal yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 263).

“Tidak ada kebaikan terhadap biasanya bisikan-bisikan mereka, terkecuali bisikan-bisikan berasal dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di pada manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian sebab melacak keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS.  An-Nisaa' ayat 114).

Hadits Zakat, Infak, dan Sedekah
Sebelumnya, kami sudah melihat dalil-dalil Al-Quran yang berbeda ayat berkenaan zakat, infak, dan sedekah. Berikut ini adalah dalil-dalil hadits zakat, infak, dan sedekah.

Hadits Perintah Wajib Menunaikan Zakat

Dalam sebagian hadits, Rasulullah menyebut kewajiban membayar zakat seiring dengan 4 kewajiban lain. Salah satu di antaranya sudah diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Dari Abi Abdurrahman, Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan dengan lima perkara, kesaksian bahwa tiada Tuhan tidak cuman Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan berpuasa di Bulan Ramadan,” (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang sakit di pada kalian dengan shadaqah, dan bersiap-siaplah terhadap musibah dengan doa.” (HR Imam Ath-Thabarani).

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk bersihkan orang yang berpuasa berasal dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum akan shalat (Idul Fitri), bermakna ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sehabis shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daru Quthni)

Hadits yang tertera di atas, merupakan penegasan bahwa mengamalkan zakat fitrah dan zakat maal merupakan kewajiban yang wajib dipenuhi oleh tiap tiap muslim. Perintah zakat berdiri seiring dengan perintah wajib lainnya seperti shalat dan puasa.

Hadits Infak Sebagai Kunci Rezeki

Infak merupakan aktivitas mengeluarkan harta untuk dibelanjakan menekuni ajaran agama Islam. Dalam hadits-hadits berikut, dijelaskan bahwa harta tidak bakal menyusut seumpama seorang muslim berinfak di jalan Allah. Selain itu, infak juga sebagai kunci rezeki. Allah bakal mengganti infak yang kami tunaikan dalam wujud bermacam rezeki lain yang tidak dulu kami duga arah datangnya.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari berasal dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidaklah para hamba berada di pagi hari terkecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak pindah (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang mencegah (hartanya) kebinasaan (hartanya).”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.  “Berinfaklah wahai Bilal ! Jangan risau dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang memiliki Arsy.” (HR. Oleh Imam Al-Baihaqi).

Hadits Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Penyelamat berasal dari Api Neraka

Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah yang dikeluarkan seorang muslim bukan cuma bersifat harta, tetapi juga tingkah laku dan amalan baik bisa dihitung sebagai sedekah. Berikut ini adalah dalil hadits berkenaan sedekah.

Tidak wajib risau harta kami habis dikala kami mengambil keputusan untuk bersedekah.

“Harta tidak bakal menyusut dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf tentu bakal Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang seumpama dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, sebab sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas terhadap kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, sebab pelitnya ia merasakan tiap tiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia mengupayakan melonggarkannya tetapi tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Sedekah tidak cuma dalam wujud harta, tetapi amalan baik kepada sesama manusia dan alam semesta juga bisa dihitung sebagai sedekah.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.“ (HR at-Tirmidzi No. 1956)

Rasulullah bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya terkecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)